Moralitas ilmu pengetahuan
Moralitas
Ilmu pengetahuan
Manusia sebagai manipulator dan articulator
dalam mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan. Dalam Psikologi, di kenal
sebagai kosep diri dan freund menyebut sebgai “id” “ego” dan “super ego”. “id”
adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan dorongan biologis (hawa nafsu
dalam agama) dan hasrat-hasrat yang mengandung dua instink. libido
(konstruktif) dan thanatos (destruktif dan agesif). Ego adalah penyelaras
antara “id” dan realitas dunia luar.”super ego” adalah polisi kepribadian yang
mewakili ideal, hati nurani (jalaludin Rakhmat 1985). Dalam agama, ada dua sisi
destruktif manusia, yaitu sisi angkara murka (hawa nafsu),
Ketika
manusia memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk tujuan praktis, mereka dapat saja
memfungsikan “id”, sehinnga dapat dipastikan bahwa manfaat pengetahuan mungkin
diarahkan untuk hal-hal yang destruktif. Misalnya pertarungan anatara id dan
ego, dimana ego kalah sementara super ego tidak berfungsi optimal, maka tentu
atau juga nafsu angkara murka yang dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan amatlah
nihil kebaikan yang di peroleh manusia, atau malah mungkin kehancuran. Kisah
dua kali perang dunia, kerusakan lingkungan, penipisan lapisan ozon , adalah
pilihan “id” dari keperibadian manusia yang mengalahkan “ego”maupun “super ego”nya.
Oleh
karena itu, pada tingkat aksiologi, pembicara tentang nilai-nilai adalah hal
mutlak. Nilai ini menyangkut etika, moral dan tanggung jawab manusia dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan untuk dimanfaatkan bagi sebesar-besar
kemaslahatan, ilmu pengetahuan juga punya bias negative dan destruktif, maka
diperlukan patron nilai dan norma untuk mengendalikan “id” (libido) dan nafsu
angkara murka manusia ketika hendak bergelut dengan pemanfaatan ilmu
pengetahuan.
Sumber : Adib Mohamad, Filsafat Ilmu;yogyakarta, Tata Aksara,2010
kurang banyak atuh
BalasHapusbuat bahan makalah ane
Itu bersumber dati buku atau bukan ?
BalasHapus