Dunia sebagai kehendak
Dunia Sebagai Kehendak
Hampir
tanpa kecuali, semua filsuf sebelum Schopenhauer memandang kesadaran atau
intelek atau rasio sebagai hakikat jiwa. Manusia disebut hewan yang berakal,
sebagai animale rationale. Schopenhauer mengkritik anggapan tersebut. Kesadaran
dan intelek pada dasarnya hanya merupakan permukaan jiwa kita. Seperti dulu
banyak orang tidak mengetahui hakikat bumi kecuali permukaanya, demikian pula
para filsuf sampai sekarang baru mengetahui permukaan jiwa, yakni intelek atau
kesadaran, tetapi tidak mengetahui hakikat jiwa yang sesungguhnya. Intelek
kadang-kadang memang mengendalikan kehendak, tetapi hanya sebagai pembantu yang
mengantar tuannya. “Kehendak adalah orang kuat yang buta menggendong orang
lumpuh yang melek.” Orang yang paling
bodoh pun akan cepat mengerti kalau objeknya merupakan objek yang
diinginkannya. Intelek adalah alat
keinginan. Kalau intelak menggantikan keinginan maka timbulah kebingungan. tidak ada yang lebih mudah
mendapatkan kekeliruan daripada orang yang bertindak berdasarkan pada refleksi.
Sumber : Adib Mohamad, Filsafat Ilmu;yogyakarta, Tata Aksara,2010
Sumber : Adib Mohamad, Filsafat Ilmu;yogyakarta, Tata Aksara,2010
Komentar
Posting Komentar