Lahirnya Filsafat (Filsafat Barat)
Lahirnya Filsafat (Filsafat Barat)
Pada abad ke-6 sebelum Masehi telah
terjadi berbagai peristiwa menakjubkan dan ajaib di Yunani, yang dalam istilah
kerennya adalah “the Greek miracle” (bahasa Inggris). Timbulnya filsafat di
Yunani pada saat itu memang biasa dikatakan sebagai suatu peristiwa ajaib,
sebab tidak mungkin memberi alasan alasan yang akan menerangkan kejadian itu
secara memuaskan. Namun demikian ada beberapa factor yang sudah mendahului dan
seakan akan mempersiapkan lahirnya filsafat di Yunani. Adapun factor factor
sebagai penyebab lahirnya filsafat adalah sebagai berikut:
Pertama, adalah bahwa bangsa Yunani
seperti juga bangsa bangsa sekitarnya, terdapat adanya mitologi yang kaya dan
luas. Mitologi itulah yang merupakan percobaan untuk mengerti. Mite-mite sudah
memberi jawaban atas petanyaan pertanyaan yang timbuh dalam hati manusia. Misalnya,
dari manakah dunia ini ?, dari manakah peristiwa peristiwa yang terjadi di
dalam alam ini?, apa sebab terjadi pelangi ? dan lain sebagainya. Melalui
mite-mite, manusia mencari keterangan tentang asal usul alam semesta dan
tentang kejadian kejadian yang berlangsung di dalamnya. Mite macam pertama yang
mencari keterangan tentang asal usul alam semesta, lalu disebut dengan istilah
mite kosmogonis, sedangkan mite jenis kedua yang mencari keterangan tentang
asal usul serta sifat kejadian kejadian dalam alam semesta disebut mite
kosmologis.
Bagi bangsa Yunani, bahwa dengan
mengadakan beberapa usaha untuk menyusun mite-mite yang diceriterakan oleh
rakyat supaya menjadi sistematis. Dengan demikian, maka usaha mensistematiskan
mite-mite itu telah tampak sifat rasionalnya . Karena dengan mencari dan
mensistematiskan itu, mereka sudah menyatakan keinginan untuk mengerti hubungan
mite-mite satu sama lain dan menyingkirkan mite yang tidak dapat dicocokkan
dengan mite lain. Di sini mereka sudah tampak mulai berpikir secara rasional.
Kedua, adalah adanya kesusasteraan
Yunani, di sini tampak sebagai persiapan yang mempengaruhi timbulnya filsafat,
asal saja dipakainya kata itu dalam arti seluas luasnya, sehingga meliputi juga
teka-teki, dongeng-dongeng, dan lain seagainya. Misal karya puisi Homeros yang
terdiri dari dua puisi, yaitu Ilias dan Odyssea yang dibuat pada tahun 850 s.M.
dan puisi itu mempunyai kedudukan istimewa dalam kesusastraan pada waktu itu.
Syair-syair dalam puisi tersebut lama digunakan, karena dapat dipakai sebagai
semacam buku pendidikan untuk rakyat Yunani. Apabila dilihat peranan
syair-syair puisi buatan Homeros dalam kebudayaan Yunani kuno, dapat
dibandingkan dengan peranan wayang dalam
kebudayaan Jawa pada jaman dahulu. Oleh sebab itu puisi buatan Homeros sangat
digemari oleh rakyat Yunani untuk mengisi waktu terluang dan juga mempunyai
nilai edukatif. Bahkan para filsuf Yunani pun sering kali menyebut nama
Homeros, missal Xenophanes, Plato, dan Aristoteles yang menyebut-nyebutnya.
Ketiga, adalah adanya pengaruh
ilmu-ilmu pengetahuan yang pada waktu itu sudah muncul di Timur Kuno. Ilmu
pengetahuan yang muncul di Timur Kuno itu adalah ilmu ukur dan ilmu hitung dari
Mesir. Oleh sebab itu, bangsa Yunani pun merasa berhutang budi kepada bangsa
lain, karena menerima beberapa unsure ilmu pengetahuan dari mereka. Namun andil
dari bangsa bangsa lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan Yunani juga tidak
dapat dilebih-lebihkan, karena bangsa Yunani telah mengolah unsur-unsur ilmu
pengetahuan tersebut yang tidak diduga-duga oleh bangsa Mesir dan Babylonia.
Ilmu-ilmu pengetahuan tersebut oleh bangsa Yunani dijadikan suatu corak yang
sungguh-sungguh ilmiah. Hal ini dapat dilihat seperti diceriterakan oleh
seorang sejarawan Yunani yang hidup sekitar abad ke-5M, yaitu Herodotos
yang menceriterakan, bahwa ilmu ukur dan ilmu hitung yang berkembang di Mesir
itu, karena di Mesir setiap tahun dirasakan keperluanya, yaitu untuk mengukur
kembali tanah-tanah setelah terjadi banjir setiap tahun di sungai Nil. Namun
pada orang Yunani ilmu ukur yang disebut “geometria” (artinya: pengukuran
tanah) tidak dijalankanya dalam suatu konteks praktis seperti yang dipakai
bangsa Mesir, melainkan mulai mempelajari ilmu pengetahuan tersebut dengan
tidak mencari untung (Inggris: disinterestedly). Di negeri Yunani ilmu pasti,
astronomi, dan ilmu pengetahuan itu sendiri, bukan demi keuntungan yang
letaknya di luar ilmu pengetahuan itu.
Komentar
Posting Komentar