Membaca filsafat secara Aktif
Membaca
Filsafat secara
Filsafat secara
Aktif
Membaca filsafat secara aktif
berarti terus menerus berusaha memahami dan menguji bahan bacaan yang sedang
dihadapi. Anda bukan sekadar pengamat pasif yang mengharapkan kata-kata akan
jelas dengan sendirinya. Membaca filsafat sangat berbeda dengan membaca surat
kabar atau buku sejarah. Ada tiga cara membaca filsafat secara aktif dengan
tujuan mencapai pemahaman.
Pertama,
siapkan kertas atau buku catatan selama anda membaca. Memanfaatkan catatan
semacam itu untuk merekam pertanyaa, catatan-catatan kritis, maupun kesalah pahaman
yang mungkin ditemui. Tidak semua yang
dikatakan penulis sama pentingnya. Namun, secara umum anda harus peka terhadap
lima hal berikut yang saling berkaitan, dan berusaha merekam dalam catatan :
1. Definisi-definisi,
misalnya “dengan benar secara moral”saya maksudkan…”
2. Pembedaan-pembedaan,
misalnya “untuk memahami mengapa filsuf x salah.
3. Kesimpulan
atau pokok pikiran
4. Argumen-argumen
5. Makna
Keseluruhan, dari perspektif penulis, misalnya “saya mungkin belum menunjukan
bahwa materialisme benar, namun paling tidak saya telah memberikan
alasan-alasan untuk menganggap bahwa dualisme salah.
sumber : Sumber: Syafiie, Kencana. 2010. Pengantar Filsafat. Bandunga
Teknik
dalam Membaca Karya-karya Filsafat
Highlight
Bagian Terpenting Saja
Saat
membaca materi untuk pertama kalinya, amati daftar isi, pokok-pokok pikiran
kunci, dan atau daftar istilah yang ada, kemudian baca secara singkat seluruh
isinya. Bacalah dengan cepat, dan selesaikan setiap halaman dalam waktu
kira-kira 30-60 detik. Garis bawahi istilah-istilah dan gagasan-gagasan yang
penting dengan pensil. Tandai juga istilah-istilah yang baru bagi kalian.
Fokus
pada Istilah
Saat
membaca untuk kedua kalinya, gunakan kecepatan yang mirip, namun berhentilah
untuk mengamati setiap istilah atau kata-kata yang tidak kalian kenali dan
tidak dapat kalian jelaskan dari konteksnya. Fokus kalian masih sama,
yaitu mengidentifikasi istilah dan gagasan kunci. Beri tanda centang dengan
pensil pada paragraf yang menurut kalian telah kalian pahami, dan
tandai paragraf yang belum kalian pahami dengan tanda tanya atau tanda
silang.
Fokus
di Titik yang Sama
Saat
membaca untuk ketiga kalinya, kembalilah ke bagian-bagian yang ditandai dengan
tanda tanya atau tanda silang tadi, lalu bacalah bagian-bagian itu dengan lebih
teliti. Beri tanda centang jika kalian telah memahaminya, atau tambahkan
tanda tanya atau tanda silang lagi jika kalian tetap belum memahaminya.
Persiapkan
Hipotesa
Saat
membaca untuk keempat kalinya, bacalah kembali seluruh materi dengan cepat,
agar kalian tetap mengingat fokus utama dan argumentasi kunci yang ada.
Jika kalian membaca materi pelajaran, temukan bagian-bagian ketika
kalian masih mengalami kesulitan pemahaman, agar kalian dapat
bertanya mengenainya di kelas nanti.
Dalami Sebanyak
Mungkin Pemikiran para Filsuf
Satu-satunya
cara untuk membiasakan diri dengan Filsafat adalah dengan membenamkan diri di
dalam karya-karya filsafat orang lain. Jika kalian tidak membaca karya
filsafat, kalian tidak akan dapat membicarakan atau menuliskan tentangnya.
Jadi, jangan pernah puas pada satu pemikiran dari satu Filsuf saja.
Jika
kalian mempelajari filsafat secara formal, kalian harus selalu
menyelesaikan tugas membaca yang diwajibkan. Jangan hanya mendengarkan
penafsiran orang lain terhadap materi bacaan itu di kelas. Kalian sendiri
perlu mempelajari dan menangkap gagasan-gagasan yang ada, bukan sekadar
membiarkan orang lain melakukannya untuk kalian. Menemukan materi bacaan
sendiri juga bermanfaat. Saat kalian telah makin terbiasa dengan berbagai
cabang ilmu filsafat, secara bertahap kalian dapat mulai memilih materi
bacaan berdasarkan topik-topik yang mungkin kalian minati.
Pelajari
Konteks Pemikiran
Setiap
karya Filsafat selalu ditulis secara berkaitan dengan konteks sejarah maupun
budaya tertentu ketika itu. Memang, karya-karya yang bersifat sepanjang masa
menyajikan kebenaran dan argumentasi yang dapat diterapkan di zaman modern ini,
namun setiap karya juga memiliki sisi bias budaya yang perlu
kalian perhitungkan.
Kalian harus memikirkan
siapa penulisnya, kapan karya itu dipublikasikan, target pembaca yang disasar,
serta tujuan asli penulisannya. Pertanyakan juga tanggapan masyarakat terhadap
karya itu pada saat karya itu dipublikasikan, serta tanggapan masyarakat di
masa-masa sesudahnya. Hal ini akan memudahkan kalian belajar secara
komprehensif dan mendalam.
Temukan
dan Gali Pemikiran Utama
Sebagian
gagasan kunci utama akan tampak jelas dan dinyatakan secara eksplisit, namun
banyak juga yang tidak. Kalian perlu mempelajari bagian-bagian dan
gagasan-gagasan kunci yang kalian temukan saat membaca untuk pertama dan
kedua kalinya, agar dapat menentukan gagasan kunci yang utama yang sedang
diperdebatkan atau yang menajdi argumentasi si filsuf. Gagasan kunci ini bisa
bersifat positif maupun negatif, yaitu bahwa ia menerima/setuju dengan gagasan
filsafat tertentu, atau justru menolaknya. Temukan gagasan yang dibahas
pertama-tama. Kemudian, gunakan penyataan si penulis tentang gagasan itu untuk
menemukan apakah gagasan kuncinya positif atau negatif.
Carilah
Argumen Pendukung
Argumen
pendukung haruslah menopang gagasan kunci utama si penulis. Kalian mungkin
telah mengetahui beberapa di antaranya saat harus kembali membacanya demi
menemukan gagasan kunci utama tadi, tetapi kalian harus menyisir
masing-masing gagasan kunci untuk menemukan argumen pendukung yang mungkin
terlewat sebelumnya.
sumber : Sumber: Syafiie, Kencana. 2010. Pengantar Filsafat. Bandunga
Komentar
Posting Komentar