Tipologi Manusia Berdasarkan Kebudayaan - 

kepribadian 1

(teori Edward Spranger)

Arti teori Spranger: pada lapangan teori spranger tidak hanya terbatas pada psikologi kepribadan saja, tapi juga meluas ke psikologi pendidikan salah satunya.
Kekurangan tipologi manusia berdasarkan teori Spranger:
*      susunan secara dedukatif, namun tidak diverivikasi secara induktif dengan data yang empiris.
*      deduksi Spranger mengeni “Lebensformen” hasilnya statis, karena itu sukar digunakan untuk kepribadian manusia dalam kehidupan praktis yang punya dasar dinamis. Teori Lebensformen lebih menekankan pada “bagaimana individu” daripada “apa yang dikerjakan individu”.

Pokok pemikirannya membedakan kepribadian menjadi:
1)      Roh subjektif atau roh individual, merupakan struktur yang bertujuan. Karena harus dapat dipahami jika dilihat sebagai anggota dari kebudayaan tersebut. Roh individual itu bertujuan, mencapai atau menjelmakan nilai-nilai tertentu. Struktur yang lebih tinggi atau sistem nilai – nilai itu adalah roh objektif.
2)      Roh Objektif atau roh supra-individual, atau kebudayaan. Yakni roh seluruh umat manusia yang berkembang selama berabad-abad bersama sama manusia individual.

Hubungan antara Roh Subjektif dengan Roh Objektif
Roh individual terbentuk dan berkembang dengan memakai roh objektif sebagaimana norma. Roh objektif atau kebudayaan mempunysi kedudukan yang lebih tinggi dan ditaruh diatas roh individual. Tiap individu pasti menerima pengaruh dari susunan dan keadaan lingkungan sosial dimana ia hidup. Sebab individulah yang menciptakan kebudayaan tersebut dari abad-keabad, secara turun temurun dan saling mempengaruhi. Nilai kebudayaan yang akan lenyap jika manusia tidak mendukung dan menghayatinya.

Lapangan-lapangan hidup
Oleh Spranger, lapangan hidup digolongkan menjadi 6 macam lapangan nilai, atau disebut juga bentuk-bentuk kehidupan (Lebensformen) yang disingkat menjadi 2 kelompok, yakni:
1. Lapangan nilai yang bersangkutan dengan manusiasebagai individu
1)      Lapangan pengetahuan (teori)
2)      Lapangan ekonomi
3)      Lapangan kesenian
4)      Lapangan keagamaan
Lapangan nilai yang bersangkutan dengan manusia sebagai anggota masyarakat. Menyangkut manusia dengan kekuatan cinta (Macht der Liebe) dan cinta akan kekuasaan (Liebe zur Macht)
1)      Lapangan kemasyarakatan
2)      Lapangan politik



Tipologi Spranger
Enam tipe manusia (nilai dominan yang memberi corak atau bentuk kepada kepribadiannya).
Manusia Teori
Intelektualitasnya tinggi, cita-citanya mencapai kebenaran yang hakikat daripada benda-benda atau harta. Tujuan yang dikejar oleh manusia teori adalah pengetahuan yang objektif.  Ia adalah ahli pikir yang logis dan memiliki pengertian pengertian yang jelas serta membenci segala bentuk kekaburan atau dalam bahasa lain suatu hal yang sia-sia. Manusia teori tidak akan menaruh perhatian dengan masalah keindahan, lebih suka pada ilmu ukur atau keseragaman daripada alam. Manusia teori selalu meninjau masalah keagamaan dalam hal realitasnya, bukan pada dasar pecitraan atau isu-isu saja.
Manusia teori kurang perhatiannya terhadap masyarakat, atau seringkali bersikap bodoh pada masyarakat. Atau bahkan mengacuhkan segala bentuk yang dianggap mengganggu dalam kemajuan studinya. Dalam politik, ia tidak akan berkuasa, hanya saja suka mengkritik atau melakukan polemik secara teoritis.
Manusia Ekonomi
Selalu punya gagasan yang praktis, kurang memperhatikan bentuk tindakan yang dilakukannya sebab ia akan menilai segala sesuatu dari kegunaannya dan nilai ekonomisnya. Sikap praktis tersebut mencapai banyak hal dalam hidupnya seperti mengejar kekayaannya dan mencapai target apa yang ia inginkan.
Manusia Estetis
Manusia estetis hanya sebagai penonton dalam kehidupan, artinya lebih mengutamakan keindahan. Cenderung impressionis dan pasif, namun dapat juga ekspresionis yang memandang hidup ini sebagai pandangan jiwa yang sbubjektif. Hubungan dengan orang lain kurang kekal, namun sangat menjunjung tinggi seni, ala, dan estetika.
Manusia Agama
Keagamaan itu terletak dalam pencarian terhadap nilai tertinggi dari pada keberadaan. Siapa yang belum mantap akan hal ini maka belumlah mempunyai dasar yang kuat bagi hidupnya. Sebaliknya pula begitu. Segala sesuatu diukur dari segi rohaniah kepribadian, mencapai keselarasan antara pengalaman batin dengan arti.
Manusia Sosial
Nilai paling tinggi adalah “cinta terhadap sesama manusia”. Mendedikasikan dirinya untuk kepentingan sosial daripada kepentingan pribadinya.
Manusia Kuasa
Bertujuan mengejar kekuasaan dan kesenangannya sendiri. Dorongan pokoknya adalah ingin berkuasa. Manusia kuasa akan mengejar penguasaan atas manusia lainnya dan cenderung egois.
Diferensiasi tipe-tipe
          Berdasarkan pada komponen-komponen paling menentukan dalam tipe tersebut. Misalnya terdapat 3 variasi teori:
·         Manusia teori empiris
·         Manusia teorin sebagai rasionalis
·         Manusia teori sebagai kritisis. 



sumber :
http://rezania-sazza-fpsi12.web.unair.ac.id/artikel_detail-100653-Umum-Tipologi%20Manusia%20Berdasarkan%20Kebudayaan%20%20kepribadian%201.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pohon Filsafat

Discussion text

Ciri Berpikir filosofis dan Gaya Berfilsafat