Membaca filsafat secara Aktif


Related image

Membaca

 Filsafat secara 

      Aktif      
                     
            Membaca filsafat secara aktif berarti terus menerus berusaha memahami dan menguji bahan bacaan yang sedang dihadapi. Anda bukan sekadar pengamat pasif yang mengharapkan kata-kata akan jelas dengan sendirinya. Membaca filsafat sangat berbeda dengan membaca surat kabar atau buku sejarah. Ada tiga cara membaca filsafat secara aktif dengan tujuan mencapai pemahaman.
Pertama, siapkan kertas atau buku catatan selama anda membaca. Memanfaatkan catatan semacam itu untuk merekam pertanyaa, catatan-catatan kritis, maupun kesalah pahaman yang mungkin ditemui.  Tidak semua yang dikatakan penulis sama pentingnya. Namun, secara umum anda harus peka terhadap lima hal berikut yang saling berkaitan, dan berusaha merekam dalam catatan :
1.      Definisi-definisi, misalnya “dengan benar secara moral”saya maksudkan…”
2.      Pembedaan-pembedaan, misalnya “untuk memahami mengapa filsuf x salah.
3.      Kesimpulan atau pokok pikiran
4.      Argumen-argumen
5.      Makna Keseluruhan, dari perspektif penulis, misalnya “saya mungkin belum menunjukan bahwa materialisme benar, namun paling tidak saya telah memberikan alasan-alasan untuk menganggap bahwa dualisme salah.



                                    Teknik dalam Membaca Karya-karya Filsafat

 Highlight Bagian Terpenting Saja          
Saat membaca materi untuk pertama kalinya, amati daftar isi, pokok-pokok pikiran kunci, dan atau daftar istilah yang ada, kemudian baca secara singkat seluruh isinya. Bacalah dengan cepat, dan selesaikan setiap halaman dalam waktu kira-kira 30-60 detik. Garis bawahi istilah-istilah dan gagasan-gagasan yang penting dengan pensil. Tandai juga istilah-istilah yang baru bagi kalian.

  Fokus pada Istilah
Saat membaca untuk kedua kalinya, gunakan kecepatan yang mirip, namun berhentilah untuk mengamati setiap istilah atau kata-kata yang tidak kalian kenali dan tidak dapat kalian jelaskan dari konteksnya. Fokus kalian masih sama, yaitu mengidentifikasi istilah dan gagasan kunci. Beri tanda centang dengan pensil pada paragraf yang menurut kalian telah kalian pahami, dan tandai paragraf yang belum kalian pahami dengan tanda tanya atau tanda silang.

  Fokus di Titik yang Sama
Saat membaca untuk ketiga kalinya, kembalilah ke bagian-bagian yang ditandai dengan tanda tanya atau tanda silang tadi, lalu bacalah bagian-bagian itu dengan lebih teliti. Beri tanda centang jika kalian telah memahaminya, atau tambahkan tanda tanya atau tanda silang lagi jika kalian tetap belum memahaminya.

  Persiapkan Hipotesa
Saat membaca untuk keempat kalinya, bacalah kembali seluruh materi dengan cepat, agar kalian tetap mengingat fokus utama dan argumentasi kunci yang ada. Jika kalian membaca materi pelajaran, temukan bagian-bagian ketika kalian masih mengalami kesulitan pemahaman, agar kalian dapat bertanya mengenainya di kelas nanti.

  Dalami Sebanyak Mungkin Pemikiran para Filsuf
Satu-satunya cara untuk membiasakan diri dengan Filsafat adalah dengan membenamkan diri di dalam karya-karya filsafat orang lain. Jika kalian tidak membaca karya filsafat, kalian tidak akan dapat membicarakan atau menuliskan tentangnya. Jadi, jangan pernah puas pada satu pemikiran dari satu Filsuf saja.
Jika kalian mempelajari filsafat secara formal, kalian harus selalu menyelesaikan tugas membaca yang diwajibkan. Jangan hanya mendengarkan penafsiran orang lain terhadap materi bacaan itu di kelas. Kalian sendiri perlu mempelajari dan menangkap gagasan-gagasan yang ada, bukan sekadar membiarkan orang lain melakukannya untuk kalian. Menemukan materi bacaan sendiri juga bermanfaat. Saat kalian telah makin terbiasa dengan berbagai cabang ilmu filsafat, secara bertahap kalian dapat mulai memilih materi bacaan berdasarkan topik-topik yang mungkin kalian minati.

  Pelajari Konteks Pemikiran
Setiap karya Filsafat selalu ditulis secara berkaitan dengan konteks sejarah maupun budaya tertentu ketika itu. Memang, karya-karya yang bersifat sepanjang masa menyajikan kebenaran dan argumentasi yang dapat diterapkan di zaman modern ini, namun setiap karya juga memiliki sisi bias budaya yang perlu kalian perhitungkan.
            Kalian harus memikirkan siapa penulisnya, kapan karya itu dipublikasikan, target pembaca yang disasar, serta tujuan asli penulisannya. Pertanyakan juga tanggapan masyarakat terhadap karya itu pada saat karya itu dipublikasikan, serta tanggapan masyarakat di masa-masa sesudahnya. Hal ini akan memudahkan kalian belajar secara komprehensif dan mendalam.

  Temukan dan Gali Pemikiran Utama
Sebagian gagasan kunci utama akan tampak jelas dan dinyatakan secara eksplisit, namun banyak juga yang tidak. Kalian perlu mempelajari bagian-bagian dan gagasan-gagasan kunci yang kalian temukan saat membaca untuk pertama dan kedua kalinya, agar dapat menentukan gagasan kunci yang utama yang sedang diperdebatkan atau yang menajdi argumentasi si filsuf. Gagasan kunci ini bisa bersifat positif maupun negatif, yaitu bahwa ia menerima/setuju dengan gagasan filsafat tertentu, atau justru menolaknya. Temukan gagasan yang dibahas pertama-tama. Kemudian, gunakan penyataan si penulis tentang gagasan itu untuk menemukan apakah gagasan kuncinya positif atau negatif.

  Carilah Argumen Pendukung

Argumen pendukung haruslah menopang gagasan kunci utama si penulis. Kalian mungkin telah mengetahui beberapa di antaranya saat harus kembali membacanya demi menemukan gagasan kunci utama tadi, tetapi kalian harus menyisir masing-masing gagasan kunci untuk menemukan argumen pendukung yang mungkin terlewat sebelumnya.

sumber : Sumber: Syafiie,  Kencana. 2010. Pengantar Filsafat. Bandunga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pohon Filsafat

Discussion text

Ciri Berpikir filosofis dan Gaya Berfilsafat