Memaknai arti bisnis

Filosofi Bisnis
Jika orang ingin berbisnis, ia sebaiknya memilih bisnis yang sesuai dengan prinsip-prinsip hidupnya; bisnis yang sesuai dengan filosofi atau pegangan hidup orang itu. Artinya, orang perlu menjawab dua pertanyaan mendasar yang akan mewarnai semua sepak terjangnya dalam berbisnis kelak. Pertanyaan itu adalah :
1. Dengan cara apa atau bagaimana ia mau mendapatkan uang?
2. Dengan cara bagaimana ia akan menggunakan uang yang telah diperoleh tersebut?

Kalau kita mengamati dari dekat cara berbisnis yang dijalankan oleh orang-orang di sekitar kita, kita akan menemukan bahwa lewat keputusan-keputusan bisnis yang mereka ambil, mereka menjawab kedua pertanyaan tersebut. Keputusan-keputusan bisnis itu umumnya melibatkan pemilik bisnis dan manajemen puncak perusahaan. Lalu para manajer, penyelia dan karyawan di organisasi terkait akan belajar menyesuaikan diri dengan aneka raga keputusan yang diambil oleh para penentu kebijakan tersebut. Dengan kata lain pemilik bisnis dan manajemen puncaklah yang perlu menjawab kedua pertanyaan tersebut secara tegas, sementara para karyawan cenderung menyesuaikan diri dengan keputusan-keputusan tersebut atau mencari pekerjaan di tempat lain.

Dalam kenyataannya kita tahu ada orang bisnis yang bersedia melakukan apa saja demi memperoleh keuntungan. Mereka bresedia berkompromi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan di sekitarnya. Dalam bentuk ekstrim dapat dikatakan bahwa ada orang bisnis yang bersedia menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan yang diinginkannya. Mereka tidak keberatan menunjukkan sikap BOB ASU, Biar Orang Buntung Asal Saya Untung. Ini kelompok pertama dan oleh sementara orang disinyalir merupakan kelompok mayoritas di Indonesia. Berbisnis dengan cara semacam ini diyakini akan membawa kesuksesan yang relatif lebih cepat dan lebih besar keuntungannya karena tidak harus berpegang teguh pada nilai-nilai luhur dan mulia. Kolusi antara pengusaha dan pemegang kekuasaan sejak periode Orde Baru, atau nepotisme yang memberi ruang kepada keluarga pejabat tertentu untuk memanfaatkan jabatan demi meraih keuntungan pribadi, telah sukses menyuburkan sejumlah kelompok usaha yang dibesarkan oleh orang-orang, yang oleh sementara kalangan disebut business animal. Untuk mudahnya kelompok ini kita namakan kelompok non-etikal.

Kelompok kedua adalah orang yang berbisnis dengan prinsip-prinsip tertentu yang dianggap bernilai luhur, seperti keadilan, kejujuran, kerjasama, dan sebagainya. Mereka menghayati nilai-nilai luhur tertentu dan memiliki pegangan hidup yang kokoh. Mereka tidak bersedia melakukan hal-hal tertentu yang dianggap bukan identitas mereka yang sesungguhnya.
Pandangan saya dalam filosofi bisnis adalah bisnis melakukan segala cara dengan meraih keuntungan. Hal yang terbaik dalam berbisnis adalah bisnis yang halal, sehingga banyak orang yang mempercayainya. jika bisnis tersebut melakukan kecurangan maka yang datang adalah kerugian.



Sumber : 
https://januardarmawan.wordpress.com/filosofi-bisnis/
afiyahaza.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pohon Filsafat

Discussion text

Ciri Berpikir filosofis dan Gaya Berfilsafat